Bukit Kelam, Batu Raksasa Yang Terbaring Di Bumi Senentang
borneo kalimantan barat nasional Sintang
Bukit Kelam atau Gunung Kelam merupakan sebuah batu raksasa (monoloit)
yang terletak di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Sintang. Karena
ukurannya yang sangat besar batu ini berbentuk layaknya bukit atau gunung dan
memiliki ketinggian 1.002 meter diastas permukaan laut (mdpl). Mayoritas
masyarakat Sintang dan juga Kalimantan barat menyebut batu tersebut dengan
Bukit Kelam. Ukurannya yang menjulang tinggi membuat Bukit Kelam Nampak gagah
jika di lihat dari dekat.
Posisi Bukit Kelam membentang dari barat ke timur dan menjadi salah satu
icon kota Sintang di Kalimantan barat. Bukit Kelam terletak di wilayah Hutan
Wisata kecamatan Sintang Permai, kabupaten Sintang Kalimantan barat. Jarak
Bukit Kelam dengan pusat Kota Sintang sekitar 20 km dan 395 km dari kota
Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan barat.
Selain menjadi tempat wisata dengan background Bukit Kelam yang indah,
Bukit Kelam juga menjadi tempat bagi para pecinta alam dari berbagai daerah
untuk melakukan pendakian. Bukit Kelam bisa
di naiki dengan waktu sekitar 4-5 jam. Dinding batu yang curam membuat
tidak sembarangan orang bisa menaiki Bukit ini, bagi siapa saja yang ingin
mendaki Bukit Kelam hendaknya sudah terlatih dan melakukan persiapan yang
matang.
Namun bagi sebagian orang yang suka dengan tantangan, Bukit Kelam
menjadi salah satu opsi. Tingkat kecuraman Bukit Kelam terbilang cukup ekstrem
daripada Gunung-gunung biasanya yang cenderung landai. Sehingga hal tersebut
menarik para pendaki dari berbagai daerah di Kalimantan barat untuk mencoba
sensasi dan tantangan mendaki Bukit Kelam.
Bukit Kelam juga menjadi habitat alami
dari tumbuhan langka Kantong Semar, dilansir dari Jurnal Redfern Natural History, MPherson, S.R pernah menulis jurnal pada
tahun 2009 dengan judul Pitcher Plants of
the old World dimana didalamnya dijelaskan bahwa Bukit Kelam merupakan
salah satu habitat yang dikenal paling penting di dunia untuk tanaman Kantong
Semar. Bukit Kelam juga menjadi rumah bagi 14 spesies yang berbeda, salah
satunya yang endemik dan hanya bisa di temukan di Bukit Kelam adalah Nepenthes Clipetea yang sampai saat ini
di anggap menjadi jenis spesies yang paling terancam punah dari spesies
lainnya.
Tanaman Kantong Semar tummbuh disisi tebing granit vertical pada
ketinggian antara 500-800 meter. Sebagaian besar tanaman Kantong Semar tumbuh
di sudut-sudut jelas dari bukit jauh dari jangkauan. Selain Kantong Semar,
Bukit Kelam juga menjadi habitat Anggrek Hitam, sedangkan hewan yang hidup di
Bukit Kelam adalah Beruang Madu dan Trenggiling. Selain itu gua-gua yang
terdapat di celah-celah Bukit Kelam juga menjadi tempat tinggal dari burung
wallet dan burung-burung lainnya.
Sejarah
terbentuknya Bukit Kelam yang menjadi cerita legenda yang berkembang pada
masyarakat Sintang dan di ceritakan secara turun-temurun adalah cerita tentang
seorang sakti yang bernama Bujang Beji yang memikul sebongkah batu dari Kapuas
Hulu untuk membendung sungai Melawi. Hal tersebut dilakukan karena Bujang Beji
merasa iri dengan Temenggung Marubai yang menguasai sungai Melawi. Selain itu
karena rasa iri hati Bujang Beji yang selalu mendapat tangkapan ikan yang lebih
sedikit dari Tumenggung Marubai. Karena itu membuat ia ingin membendung aliran
sungai melawi dengan batu besar pada hulu sungai melawi. Akan tetapi saat dalam
perjalanan, para Dewi di kahyangan menertawainya sehingga membut Bujang Beji
marah dan tali pengikat yang terbuat dari rumput putus. Batu tersebut kemudian
jatuh di sebuah lembah yang bernama Jetak, Bujang Beji berusaha mengangkat
kembali batu tersebut, namun batu tersebut sudah melekat dan tidak bisa
diangkat lagi. Selain cerita masyarakat tersebut, keberadaan Bukit Kelam
dikabarkan sebagai sebuah Meteor yang jatuh di Kota Sintang pada jutaan tahun
yang lalu.
Bukit Kelam memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata
alami yang terdapat di Kabupaten
Sintang. Keindahan alam yang masih asri harus dijaga kelestariannya, karena
selain sebagi simbol atau icon Kota Sintang. Bukit Kelam juga menjadi simbol
bagi kelestarian alam di tengah masifnya perkembangan perkebunan Kelapa Sawit
yang membabat sebagian hutan di Kalimantan barat dan Kalimantan tengah.
Bukit Kelam juga menjadi sarana bagi wisata alam dan pusat studi
kearifan lokal Kota Sintang. Wisatawan yang datang dari luar daerah bisa
sekaligus belajar tetang kehidupan masyarakat Dayak di sekitar Bukit Kelam yang
menjaga kelestarian Bukit Kelam sehingga kearifan lokal masih bertahan hingga
sekarang. Keunikan-keunikan tradisi dan budaya masyarakat di sekitar Bukit
Kelam nilai tambah bagi wisatawan yang hendak berlibur ke Bukit Kelam.
Penulis/ Author : Zakaria Effendi
Published : 4 Desember 2020